Gardner (1983) berhasil
mengidentifikasi tujuh macam kecerdasan, yang kemudian dikenal sebagai
kecerdasan ganda (Multiple Intelligence)
atau biasa disingkat dengan MI. Ketujuh jenis kecerdasan tersebut adalah musical/rhythmic intelligence bodily/kinesthetic
intelligence, logical/mathematical intelligence,
visual/spatial intelligence, verbal/linguistic intelligence, interpersonal
intelligence, dan intrapersonal intelligence
(dalam perkembangannya ditambah satu jenis kecerdasan sehingga menjadi delapan,
yakni naturalistic intelligence).
1. Kecerdasan
musical
Gardner menyebut kecerdasan musical ini dengan istilah musical/ rhythmic intelligence. Kecerdasan musical (KM) adalah kemampuan
untuk menghasilkan dan mengapresiasi musik. Kemampuan ini meliputi menyanyi,
bersiul, memainkan alat-alat musik, mengenal pola-pola nada, membuat komposisi
musik, mengingat melodi, memahami struktur dan irama musik. Gardner telah mengidentifikasi bahwa inti dasar KM musical meliputi aspek irama,
pola titinada, harmoni, dan timber, tetapi dia segera mengusulkan adanya
kekuatan emosional misterius dari musik. Dia menunjukkan beberapa fakta untuk
mendukung teorinya bahwa kemampuan musikan berfungsi seperti sebuah
intelegensi, yakni apa yang oleh composer disebut sebagai logical
musical thinking dan musical mind
(101-2). Kecerdasan musik merupakan kecerdasan yang paling awal berkembang
dalam diri manusia (Grow, 2005).
Menurut Mills (2001) ada dua
aspek penting dari teori MI yang
mempunyai hubungan signifikan terhadap alam kecerdasan musical. Pertama, ada premis bahwa kecerdasan
dapat dididikkan dan dikembangkan melalui persekolahan dan pembelajaran.
Sebagai contoh jika seseorang belajar memainkan sebuah instrument musik,
pengetahuan yang diperoleh adalah musical. Kedua, adalah premis bahwa
kecerdasan-kecerdasan tersebut masing-masing dapat digali sebagai suatu alat transmisi, sering diacu
sebagai entry point atau katalis
untuk pembelajaran semua sifat konten.
Gardner memuji contoh seorang
violinist bernama Yehudi Menuhin sebagai contoh yang jelas tentang kecerdasan
musical. Ketika Yehudi Menuhin berusia tiga tahun menyelinap di acara
konser Orchestra San Francisco dengan
orang tuanya. Suara violin Louis Persinger meresap dalam pikiran anak tersebut.
Pada ulang tahun kelahirannya, anak tersebut meminta hiburan violin dan
menjadikan Louis Passinger sebagai gurunya, dia memperoleh keduanya. Maka pada
waktu dia berumur sepuluh tahun telah meenjadi seorang pemain
internasional. Pada kasus Menuhin, sebagaimana juga Mozart, Boulez, dan
anak-anak berbakat lainnya, musik datang secara alami. Kemampuan memainkan dan mengkomposisi musik menunjukan
secara tepat ilmiah termasuk pada area
otak. Kemampuan musik masing-masing orang berbeda. Bahkan ada orang yang sama
sekali tidak tahu musik, tetapi tetap eksis dan hidup sukses
Carvin, 2005). Secara singkat dapat dikatakan bahwa meskipun kecerdasan musical
tidak tampak nyata sebagai suatu bentuk intelek sebagaimana kemampuan
matematika atau logika, dari sudut pandang neurologist, kemampuan kita untuk
memainkan dan memahami musik menimbulkan kerja secara independen dari bentuk-bentuk intelegensi lain.
2. Kecerdasan
Kinesthetic
Jenis kecerdasan ini berkaitan
dengan pengendalian gerakan badan. Pengenalian gerakan badan ini terletak di
korteks motoris dengan setiap belahan
otak mendominasi atau mengendalikan gerakan badan di sisi yang berlawanan (Gardner, 1983). Orang yang
cerdas secara kinesthetic akan lebih mudah menirukan dan menciptakan gerakan.
Seorang olahragawan yang cerdas kinesthetic akan dapat menyelesaikan dan
mencari alternatif gerakan. Penyelesaian gerakan tentu berbeda dengan
penyelesaian persamaan matematika, sehingga dalam hal ini orang yang cerdas
gerak badan boleh jadi tidak cerdas secara matematik dan sebaliknya.
3. Kecerdasan logical/mathematical
Bentuk
kecerdasan ini telah banyak diteliti oleh para ahli
4. Kecerdasan
visual/spatial
5. Kecerdasan verbal/linguistik
6. Kecerdasan interpersonal
7. Kecerdasan intrapersonal
8. Kecerdasan naturalistik
Konsep MI merupakan kritik terhadap Psychometric yang biasa digunakan
untuk mengukur kecerdasan manusia yang hanya bertumpu pada kekuatan otak kiri
manusia. Selama ini pengukuran
kecerdasan hanya pada aspek kuantitatif (logical) dan verbal. Manusia yang
memiliki skor rendah berdasarkan tes tersebut dianggap memiliki tingkat
kecerdasan rendah atau biasa disebut IQ (intelligence
quotion) rendah. Pengukuran kecerdasan dengan IQ dalam perkembangannya
dianggap tidak representatif, karena ada banyak fakta manusia dengan IQ rendah
tetapi ternyata dalam hidupnya lebih sukses daripada orang yang mempunyai
tingkat IQ tinggi. Orang dengan IQ yang pas-pasan ternyata dapat mempunyai
keahlian yang hebat dalam bidang-bidang tertentu, seperti ahli melukis, ahli
olah raga, ahli menyanyi, dan lain-lain. Kekuatan yang mendorong tes-tes MI
adalah bahwa tes-tes yang biasa dilakukan inkonsisten terhadap teori-teori
ilmiah besar yang mapan. MI bukanlah suatu domain atau disiplin ilmu tersendiri.
Konsep MI merupakan suatu jenis konstrak baru, tetapi MI tidak sama dengan
style atau gaya pembelajaran, gaya kognitif, atau gaya bekerja (Gardner, 1995).
MI sebagai suatu konsep baru
berdampak pada pembuatan desain dan kurikulum sekolah. Teori MI menganjurkan bahwa ada beberapa kecerdasan manusia yang
relatif independen dan dapat dijadikan
mode dan dikombinasikan dalam keserbaragaman cara agar sesuai dengan
masing-masing individu dan budaya. Independensi masing-masing jenis kecerdasan
ini dapat ditunjukkan pada kasus orang tidak dapat menguasai matematika, tetapi
dia amat cepat membuat atau memahami arti keindahan sebuah lukisan atau
komposisi lagu. Kasus lainnya, seorang yang tidak dapat memiliki kemampuan
verbal dan spatial tetapi sangat cerdas dalam gerak/kinesthetik. Dalam diri
manusia mungkin terdapat satu, dua, tiga atau lebih jenis kecerdasan yang
menonjol. Jenis kecerdasan ini meungkin selanjutnya berkaitan dengan learning style dan life style.
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses
pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh
individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan
kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik
atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk
dapat mengembangkan potensi yng dimkili menjadi kompetensi sesuai dengan
cita-citanya. Program pendidikan dan pembelajaran seperti yang berlangsung saat
ini oleh karenanya harus lebih diarahkan atau lebih berorientasi kepada invidu
peserta didik.
Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahman pendidik tentang karakteristik individu.
Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahman pendidik tentang karakteristik individu.
Jerold E. Kemp dan kawan-kawan mengemukakan
(1996) beberapa karakteristik individu siswa yang perlu difahami antara lain :
- Age and maturity level
- Motivation and attitude toward subject
- Expectation and vocational level
- Special Talent
- Mechanical Dexterity
- Ability to work under various enviro condition.
Salah satu karakteristik penting dari
individu yang perlu difahami oleh guru sebagai pendidik adalah bakat dan
kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak didik akan
memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi individu
menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap kemampuan dan potensi
individu memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak memiliki kesempatan untuk
mengebangkan secara optimal pternsi yang aa pada dirinya. Akibat penanganan
salah seperti yang dilakukan oleh sistem persekolahan saat ini kita telah
kehilangan bakat-bakat cemerlang. Individu-individu yang cerdas tidak dapat
mengembangkan potensi diri mereka secara optimal.
Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Inteligence)
yang dikemukakan oleh Howard Gardner – seorang professor
psikologi dari Harvard University – akan dijadikan acuan untuk lebih
memahami bakat dan kecerdasan individu. Tulisan ini bertujuan untuk membahas
dan lebih memahami tentang upaya yang perlu dilakukan oleh guru dan pendidik
dalam membantu memfasilitasi pengembangan potensi individu peseta didik.
- B. Siswa adalah Individu yang Unik
Pada dasarnya siswa adalah individu yang unik.
Setiap siswa memiliki potensi dan kemempuan yang berbeda antara yang satu
dengan yang lain. Tidak semua individu memilki profil intelegensi yang sama.
Setiap individu juga memilki bakat dan minat belajar yang berbeda-beda.
Pada era membanjirnya informasi dan pengetahuan
seperti yang terjadi sekarang ini tidak semua individu harus mempelajari semua
informasi. Setiap individu harus bersifat selektif dalam menentukan
keterampilan dan pengetahuan yang akan dipelajari. Individu harus memilki
pilihan untuk memilih apa yang ingin dipelajari dan bagaimana mempelajarinya.
Setiap siswa memang memiliki potensi yang berbeda
– beda dan memilki pilihan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, namun
ada beberapa pengetahuan dan kerterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh siswa
setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah yaitu kemampuan atau kompetensi
dalam bidang :
- Bahasa (linguistic)
- Matematika (math)
- Ilmu Pengetahuan Sosial (social sciences)
- Ilmu Pegetahuan Alam (Natural Sciences)
Keempat bidang ini dapat dipandang sebagai
kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh individu siswa setelah lulus dari
sekolah.
- C. Jenis-Jenis Kecerdasan
Howard Gardner (1983) mengemukakan bahwa pada
dasarnya manusia memiliki tujuh jenis kecerdasan dasar yaitu :
- Kecerdasan bahasa
- Kecerdasan matematis logis
- Kecerdasan spasial
- Kecerdasan kinestetis jasmani
- Kecerdasan musikal
- Kecerdasan interpersonal
- Kecerdasan intrapersonal
Terakhir, Gardner menambahkan satu
kecerdasan lagi yaitu kecerdasan naturalis.
- 1. Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir
dengan kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan arti yang
kompleks. Contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan bahasa yaitu
- Pengarang
- Penyair
- Wartawan
- Pembicara
- Pembaca berita
- 2. Kecerdasan Matematis/Logis
Kecerdasan logis matematis memungkinkan seseorang
terampil dalam melakukan hitungan, penghitungan atau kuantifikasi, mengemukakan
proposisi dan hipotesis dan melakukan operasi matematis yang kompleks.
Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan matematis logis adalah ilmuwan,
matematikawan, akuntan, insinyur, dan pemrogram komputer
- 3. Kecerdasan Spasial
Orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah
orang yang memiliki kapasitas dalam berfikir secara tiga dimensi. Contoh
– contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah pelaut, pilot,
pematung, pelukis daan arsitek. Kecerdasan spasial memungkinkan individu dapat
mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun eksternal dan mengartikan
atau mengkomunikasikan informasi grafis.
- 4. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik tubuh adalahkecerdasan yang
memungkinkan seorang memanipulasi objek dan cakap melakukan akt vfRtas fisik. Contoh-contoh
orang yang memiliki kecerdasan kinestetik yaitu atlet, penari, ahli bedah, dan
pengrajin.
- 5. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal dibuktikan dengan adanya rasa
sensitif terhadap nada, melodi, irama musik. Orang-orang yang memilki
kecerdasan musikal yang baik antara lain ; komposer, konduktor, musisi,
kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif terhadap unsur
suara.
- 6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang
dimiliki oleh seseorang untuk dapat memahami dan dapat melakukan interaksi
secara fektif dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat
dari beberapa oranng seperti; guru yang sukses, pekerja sosial, aktor,
politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan interpersonal merupakan
salah satu faktor yang sangat kesuksesan seseorang.
- 7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam
bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan
menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang
lain.
- 8. Kecerdasan Naturalis
Keahlian mengenali dan mengkategorikan
spesies-flora dan fauna di lingkungannya. Para pecinta alam adalah contoh orang
tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan ini.
Gardner juga mengelompokkan ketujuh kecerdasan
manusia menjadi tiga kelompok yaitu:
- Kelompok kecerdasan yang terkait dengan objek (object related) noleh objek yang dihadapi.
- Kelompok kecerdasan bebas objek (object free) yaitu kelompok kecerdasan yang tidak dipengaruhi oleh objek, tapi dipengaruhi oleh sistem bahasa dan musik yang didengar.
- Kelompok kecerdasan yang dipengaruhi hubungan dengan orang lain (person related) yaitu kelompok yang bertalian dengan interksi dengan orang lain.
- D. Kegiatan untuk Meningkatkan Kecerdasan Ganda
Sejumlah cara atau metode dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan – kemampuan individu. Setiap metode digunakan untuk
meningkatkan jenis kecerdasan yang spesifik yaitu:
- Meningkatkan kecerdasan bahasa dapat dilakukana dengan cara mengadakan permainan merangkai kata, buatlah buku harian atau usahakan untuk menulis tentang apa saja yang ada dalam pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk bercerita secara teratur dengan keluarga atau sahabat.
- Cara untuk meningkatkan kecerdasan spasial yaitu seringlah berlatih permainan gambar tiga dimensi, puzzle, kubus, dan teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang interior dan taman rumah, buatlah struktur benda dengan logo, atau bahan mainan tiga dimensi lainnya.
- Meningkatkan kecerdasan matematis logis dapat dilakukan dengan cara berlatih menghitung soal-soal matematika sederhana di kepala ( berapa 21 X 40 dalam 5 detik), pelajari cara menggunakan sempoa, sering-seringlah mengisi teka-teki silang/asah otak lainnya.
- Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan musik, bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk bersenandung, luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan gaya musik yang tidak dikenal akrab (western, jazz, country, world music ,dll).
- Meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan carai bergabung dan berlatih berdsama dengan klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa, kumpulkanlah berbagai macam benda yang memiliki beragam tekstur dan bentuknya khas, cobalah kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup.
- Cara atau metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal yaitu: belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan, kerabat, dan orang lain, serta tetaplah menjalin hubungan dengan mereka; luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat; bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah proyek yang berdasarkan pada kesamaan minat (seni kain perca, pemain bass, penulisan artikel tentang pantai).
- Meningkatkan kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : pilihlah tokoh favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan imajinasi dalam memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu pemahaman yang dalam, lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-kurangnya sekali sehari, luangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau kembali secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang dialami.
- Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain peliharalah hewan favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara-acara mengenai program flora dan fauna, (ini yang paling mudah) cobalah untuk menahan dari untuk tidak merusak lingkungan, seperti mencorat-coret meja, menginjak rumput kantor, memetik bunga yang sedang tumbuh.
Tabel berikut (Tabel. 1.) menggambarkan tentang
kecenderungan dan kegemaran dan perilaku yang dapat dimati dan metode
belajar yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan masing-masing kecerdasan.
Tabel. 1. Kecenderungan dan Metode
Belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan Kecerdasan Ganda
JENIS KECERDASAN
|
KECENDERUNGAN /
KEGEMARAN
|
METODE BELAJAR
|
Bahasa / Verbal
|
Gemar :
-
membaca
-
Menulis
-
Bercerita
-
Bermain kata
|
Membaca, menulis, mendengar
|
Matematis Logis
|
Gemar :
-
bereksperimen
-
tanya jawab
-
menjawawab teka-teki
logis
|
Berhitung, aplikasi rumus,
eksperimen
|
JENIS KECERDASAN
|
KECENDERUNGAN /
KEGEMARAN
|
METODE BELAJAR
|
Spasial
|
Gemar :
-
Mendesain
-
Menggambar
-
Berimajinasi
-
Membuat sketsa
|
Observasi, menggambar, mewarnai,
membuat peta
|
Kinestetik tubuh
|
Gemar :
-
menari
-
berlari
-
melompat
-
meraba
-
memberi isyarat
|
Membangun, mempraktekan.
menari, ekspresi
|
Musikall
|
Gemar :
-
bernyanyi
-
bersiul
-
bersenandung
|
Menyanyi, menghayati lagu,
mamainkan instrumen musik
|
Interpersonal
|
Gemar :
-
memimpin
-
berorganisasi
-
bergaul
-
menjadi mediator
|
Kerjasama dan interaksi dengan
orang lain
|
Intrapersonal
|
Gemar :
-
menyusun tujuan
-
meditasi
-
imajinasi
-
membuat rencana
-
merenung
|
Berfikir filosofi, analitis,
berfikir reflektif
|
Naturalis
|
Gemar :
-
bermain dengan flora fauna
-
mengamati alam
-
menjaga lingkungan
|
Observasi alamdan
mengidentifikasi karakteristik flora dan fauna
|
- E. Faktor – Faktor Penting dalam Implementasi Teori Kecerdasan Ganda
Implementasi teori kecerdasan ganda dalam
aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-komponen sistem
persekolahan sebagai berikut :
- Orang tua murid
- Guru
- Kurikulum dan fasilitas
- Sistem penilaian
Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua
murid, perlu memberikan dukungan yang optimal agar implementasi teori
kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil. Orang tua, dalam konteks
pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada anak
mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan
kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
Guru memegang peran yang sangat penting dalam
implementasi teori kecerdasan ganda. Agar implementasi teori kecerdasan ganda
dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
- Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa
- Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.
Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda
yang dimiliki oleh siswa merupakan hal yang sangat penting. Faktor ini akan
sangat menentukan dalam merencanakan proses belajar yang harus ditempuh oleh
siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengenali
kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat hubungan antara
guru dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru untuk mengenali
karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.
Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu
siswa, maka langkah – langkah berikutnya adalah merancang kegiatan
pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu yang dapat digunakan
oleh guru dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu :
- 30 % pembelajaran langsung
- 30 % belajar kooperatif
- 30% belajar independent
Implementasi teori kecerdasan ganda membawa
implikasi bahwa guru bukan lagi berperan sebagai sumber (resources), tapi harus
lebih berperan sebagai manajer kegiatan pembelajaran. Dalam menerapkan teori
kecerdasan ganda, sistem sekolah perlu menyediakan guru-guru yang kompeten dan
mampu membawa anak mengembangkan potensi-potensi kecerdasan yang mereka miliki.
Guru musik misalnya, selain mampu memainkan instrumen musik, ia juga
harus mampu mengajarkannya sehimgga dapat menjadi panutan yang baik bagi siswa
yang memiliki kecerdasan musikal.
Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda
juga perlu menyediakan fasilitas pendukung selain guru yang berkualitas.
Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam meningkatkan
kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.
Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan
peralatan serta perlengkapan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh fasilitas pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik,
peralatan olah raga dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih
kecerdasan spesifik.
Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah
yang menerapkan teori kecerdasan ganda berbeda dengan sistem penilaian yang
digunkan pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan
ganda pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang
digunakan tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih
berorientasi pada proses dan kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh
siswa dalam mempelajari suatu keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang
cocok dengan sistem seperti ini adalah metode penilaian portofolio. Sistem
penilaian portofolio menekankan pada perkembangan bertahap yang harus dilalui
oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan atau pengetahuan.
- F. Penutup
Setiap individu memiliki potensi yang unik yang
harus dikembangkan menjadi kompetensi. Pendidikan merupakan suatu proses yang
dilakukan untuk mengembangkan potensi individu menjadi kompetensi. Manusia,
pada dasarnya, memiliki beberapa jenis kecerdasan yang menonjol. Howard
Gardner, seorang pakar psikologi dari Harvard University, mengemukakan delapan
jenis kecerdasan yang meliputi kecerdasan:
- Bahasa
- Matematis logis
- Spasial
- Musikal
- Kinestetis tubuh
- Interpersonal
- Intrapersonal
- Naturalis
Dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda
di sekolah, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu : masyarakat dan
orang tua, guru, kurikulum, fasilitas pembelajaran dan sistem penilaian.
Strategi pembelejaran kecerdasan ganda bertujuan
agar semua potensi anak dapat berkembang. Strategi dasar pembelajarannya
dimulai dengan :
- Membangun/memicu kecerdasan
- Memperkuat kecerdasan
- Mengajarkan dengan/untuk kecerdasan
- Mentransfer kecerdasan
Sedangkan kegiatan-kegiatan dapat dilakukan
dengan cara menyediakan hari-hari karir, studi tour, biografi, pembelajaran
terprogram, eksperimen, majalah dinding, papan display, membaca buku-buku untuk
mengembangkan kecerdasan ganda, membuat table perkembangan kecerdasan anda,
atau human intelligence hunt
☻☺♥☺☻
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, T., 2002. Sekolah Para Juara
: Menerapkan Multiple Intelegences di Dunia Pendidikan. Bandung : Kaifa
Budiningsih, C. Asri, 2005. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Campbel, L, et al. 1996. Teaching and
Learning through Multiple Intelegences. Massachusetts : Allyn and Bacon
Dalton, J. 1990. Creative Thinking and
Cooperative Talk in Small Group. Australia : Thomas Nelson
Dryden, G.S. 1999. Revolusi Cara Belajar :
Keajaiban Pikiran. Bandung : Kaifa
Meier, Dave. 2000. The Accerated Learning
Handbook : A Creative Guide to Designing and Delivering Faster, More
Effective Training Programs. Massachusetts : Allyn and Bacon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar